Kamis, 02 Mei 2019

Cerita Inspiratif (1)


Rabu, 1 Mei 2019
hari ini hari buruh, tapi aku ga tertarik untuk bahas tentang hal yang bersifat perjuangan buruh Indonesia dan sebagainya lah, karena akupun ga pernah ngikutin yang kaya gituan. Jadinya aku takut malah salah bahas nantinya.

Hari ini aku bangun kesiangan, iya siapa sangka alarm yang udah aku atur ternyata ga kedengeran sama sekali. Ga tau aku yang nyenyak banget tidurnya atau ada yang matiin, pokoknya aku bener-bener ga denger sama sekali bunyi HP. Aku bangun sekitar jam 09.15 dan aku bener-bener males banget buat bangun. Tapi mau gak mau aku harus bangun. Banyak tugas yang mesti kuselesaikan dan itu ga akan selesai kalau aku males terus-terusan. Dan pada akhirnya aku pun bangun dan mandi dan jadi wangi deh… hehehe
Ok gaes,, aku gak tahu manfaatnya apa nulis kaya gini gaes, tapi yang jelas aku pengin nulis. Aneh kan?? Emang aneh. 

Jadi kali ini aku mau cerita sedikit tentang apa yang terjadi hari ini. Jadi gaes, setelah aku tadi mandi, aku shalat. abis itu baca qur’an, wkwkwk soleh amet yah… iya pokoknya gitulah. Nah ditengah-tengah aku baca tiba-tiba terdengar suara temen aku manggil dan  bilang gini:

“zae,, ayo nemenin aku Dlingo yuk, nganterin surat nih”

Jujur dalem hati, aku dongkol banget. Orang baru aja bangun dan mau ngerjain tugas udah diajak jalan aja, mana jauh lagi. Tapi aku ga punya alesan buat ngelak. Lagian nganterin surat itu juga bagian dari tanggung jawab aku. Jadi, pada khirnya aku pun dengan sangat terpaksa mengiyakan temen aku.

“sekarang>>>..? ok bentar dulu” sedikit berat kataku

Pada akhirnya akupun pergi dengan temanku ke Dlingo, dan di sana aku bertemu dengan pa Ngatimin, seorang laki-laki pekerja keras yang memiliki warung makan dan beberapa spot foto bagus. Aku bertemu dengan pak Ngatimin di rumahnya. Di sana kami ngobrol banyak hal mulai dari hal yang bersifat biasa-biasa sampai hal yang luar biasa. Satu hal yang aku suka dari pak Ngatimin adalah prinsip beliau yang selalu melakukan hal-hal baik meskipun orang lain tidak menganggapnya. Jadi menurut beliau, ‘kalau bisa kita tuh nglakuin hal baik. tapi kebaikannya ga usah terlihat sampai-sampai kita sendiri ga nyadar kalau kita itu nglakuin kebaikan’ sumpah dalam hati aku tuh kaya ke skak gitu loh. Soalnya aku juga nyadar kadang akutuh kalo mau nglakuin kebaikan itu masih sering mikir biar kelihatan di mata orang lain. Sumpah akutuh sering banget lihat orang kalo nglakuin kebaikan itu kek bangga banget dan dengan Pede’nya mereka bilang

‘inikan aku yang nglaukin,

‘inikan aku yang mloporin,

‘kalo ga ada aku gak tahu tuh program bisa jalan apa gak,

Dan kata-kata lain lah yang senada dengan itu. Akutuh kaya malu banget sumpah di depan pa Ngatimin. Aku tuh mahasiswa, belajar agama juga sama kiyai dan Ustadz, tapi yo ilmu kaya gini aja masih nol banget. Pa ngatimin yang notabenya memiliki kehidupan yang sederhana, pekerja keras di kampong, gak pernah kuliah tapi yo paham konsep yang dalem banget nilainya. Sumpah ak salut banget sama pemikiran beliau.

Aku jadi keinget konsep nabi. Jadi dulu pas aku ngaji sama Abah yai Mohammad di pondok, beliau pernah menjelaskan bahwa salah satu orang yang akan mendapat naungan Allah di hari dimana tidak ada lagi naungan selain naungan-Nya adalah orang yang menyembunyikan sedekahnya sampai tangan kirinya ga tahu apa yang disedekahkan oleh tangan kananya. Ya pokoknya intunya gitu lah, soalnya aku juga lupa redaksi pasnya dan males banget kalo udah mulai nulis kaya gini harus baca-baca lagi. Wkwkwk jangan ditiru yah… Pokoknya konsepnya kurang lebih gitulah. Nah, kalo kita lihat nih. Sedekah itu kan hal yang baik dan bisa kita kategorikan ‘kebaikan’.  So, intinya konsepnya pak Ngatimin kurang lebih sama dengan konsepnya Nabi.

Jadi gaes, pada intinya aku Cuma mau cerita sedikit tentang apa yang aku dapet hari ini dari pak ngatimin, aku ulangi yah

“jadi, kalo bisa kita tuh harus nglakuin hal baik. Menebar kebaikan.  tapi kebaikannya ga usah terlihat dan dilihat-lihatkan sampai-sampai kita sendiri ga nyadar kalau kita itu nglakuin kebaikan”

Ok sedikit itu dulu yang bisa aku tulis yah gaes,,, semoga bisa istiqomah nulis lah…
Soalnya kadang gabut mau ngapain juga,,,,
Kutunggu kritik dan saran dari kalian yah….

Sabtu, 15 April 2017

SEJARAH SINGKAT PONDOK PESANTREN MA'HADUT THOLABAH



SEKILAS TENTANG PONDOK PODOK PESANTREN
“MA’HADUT THALABAH”
BABAKAN LEBAKSIU TEGAL
A.   Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Ma’hadut Thalabah
Pondok Pesantren Ma'hadut Thalabah Babakan didirikan secara resmi pada tahun 1916 M/ 1336 H. oleh KH. Mufti bin Salim bin Abdur Rahman, seorang ulama asal Balapulang Kabupaten Tegal. Beliau di ambil menantu oleh kyai Sulaiman, seorang Bekel (Kepala Desa) Jatimulya yang dikenal kaya raya di wilayah kecamatan Lebaksiu saat itu.
KH. Mufti bin Salim bin Abdur Rohman, telah mulai merintis kegiatan pesantren ini sejak tahun 1913 M, yakni dengan membuka kegiatan pengajian umum di masjid jami’ dukuh Babakan yang di ikuti oleh 12 orang dari lingkungan Babakan.
Ketika kegiatan sudah berjalan 2 tahun dan peserta kegiatan mulai bertambah banyak, maka pada tahun 1916 M, beliau mulai mengembangklan kegiatan keagamaanya,dengan membangun sebuah mushola di ujung selatan pedukuhan Babakan yang merupakan sentral seluruh kegiatan keagamaan yang di pimpin beliau. Sedangkan para peserta pengajian yang berminat untuk bermukim, mereka membangun sendiri tempat pemukiman sejumlah 4 kamar yang masing – ukuran 3 x 2 m2. dengan lokasi di sebelah selatan musholla.
 Sejak saat itulahtempat aktifitas keagamaan ini di kenal dan di kukuhkan sebagai Pondok Pesantren Ma'hadut Thalabah.

B.   Periode Kepengurusan Pondok Pesantren Ma’hadut Thalabah

Sejak masa berdirinya (tahun 1916) Pondok Pesantren Ma'hadut Thalabah Babakan mengalami beberapa kepemimpinan:
1.   Periode I (Tahun 1916-1935)
Pengasuh                             : KH. Mufti bin salim (Pendiri)
Dibantu oleh                        : KH. Sulaiman (Mertua )
                                             KH. Abdurrohim (Ipar)
                                             KH. Anwar (Ipar)
                                             Ny. Hj Fatimah (Istri)
                               
2.   Periode II (Tahun 1935-1947)
Pembina/Penasehat                 : Ny. Hj Fatimah (Ibu)
Pengasuh                                :  KH. Ma’sum mufti (Anak I)
Wakil                                      : KH. Syafi’I Mufti (Anak II)
Dibantu oleh                            : KH. Abdurrohim (Pak De)
                                                 KH. Dahlan AAnwar (Ipar)

3.   Periode III (Tahun 1947-1982)
Pembina/Penasehat                       : Ny. Hj Fatimah (Ibu)
Pengasuh                                      : KH. Isa mufti (Anak III)
           Dibantu adik-adiknya                    : Ny. Hj. Khoiriyah Mufti ( Anak IV)
                KH. Abdul Malik Mufti (Anak V)
                KH. Baidlowi Mufti (Anak VIII)
                Ny. Hj. Mutimah Mufti (Anak IX)
                KH. Khozin Mufti (Anak X)
                KH. Sofwan Mufti (Anak XI)
                Para menantu KH Mufti
                Pada perode III ini NYai Fatimah ( ibu ) bertindak selaku Pembina Pondok Pesantren sekaligus menangani secara khusus pengelolaan Pondok Pesantren Putri sampai dengan beliau wafat tahun 1977 M. Untuk selanjutnya Pondok Pesantren Putri dipimpin oleh NY. Koiriyyah Mufti yang berlangsungt sampai dengan tahun 1990 M.

            Sedangkan untuk pengelolaan Madrasah Diniyyah khusus diserahkan pada :
1.       KH. Abdul Malik Mufti
Pimpinan Madrasah Diniyah Putra tingkat Dasar ( Ibtidaiyyah 6 Tahun)
2.       KH. Baidlowi Mufti
Pimpinan Madrasah Diniyah Putra tingkat Menegah ( Tsanawiyyah III Tahun )
3.       Ny. Hj. Mundiroh ( Istri KH Isa Mufti)
Pimpinan Madrasah Diniyah Putri ( Al Banat)

4.   Periode IV ( Tahun 1982 – 2000 M )
Pengasuh            : KH. Abdul Malik Mufti
Pengasuh Putri : Ny. Hj. Khoiriyah Mufti

                Pada perode ini Pondok Pesantren Putri Masih dikelola oleh Ny. Hj. Khoiriyah Mufti sampai dengan tahun 1990 M, dan di lanjutkan oleh adiknya yaitu Ny. Hj. Mutimah Mufti sampai wafatnya pada tahun 1995.
                Sepeninggal Ny. Hj. Mutimah Mufti, tim formatur Pondok Pesantren menunjuk tiga orang menantu KH Mufti sebagai Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Putri yang masing – masing mempunyai otoritas dan kewenangan yang sama yaitu :
1.       Ny. Hj. Saeruroh Masykuri ( Istri Alm. KH. Abdul Malik Mufti )
2.       Ny. Hj. Masyfuah Dahlan (Istri Alm. KH Baedlowi Mufti )
3.       Ny. Hj. Masruroh Masyhudi (Istri Alm. KH sofwan Mufti )

5.   Periode V ( Tahun 2000 – Sekarang )
Pada perode ini Pondok Pesantren dikelola secara kolektif oleh generasi ketiga ( kurun cucu ) karena generasi kedua ( kurun anak ) telah berakhir tahun 2000. Dengan wafatny a Almagfurlah KH. Abdul Malik Mufti di makkah sewaktu beliau menunaikan ibadah haji tahun 2000 M dimana semua saudaranya telah terlebih dahulu wafat.
Sepeninggal Almagfurlah KH. Abdul Malik Mufti bulan Maret 2000 terjadilah kefakuman kepimimpinan Pndok Pesantren dan untuk sementara di pertanggung jawabkan oleh sekretaris umum pesantrn yaitu KH. A. Nasichun Isa Mufti sejak Rp April 2000 sampai dengan `15 Oktober 2000 M.
Pada akhir Desember 2000 di bentuk tim formatur dari perwakilan masing – masing keluarga, untuk menentukan penanggung jawab pengelola Pondok Pesantren yang menghasilkan Struktur pengurus harian sebagai berikut :
1.       KH. Mohammad Syafi’I Baidlowi ( Ketua I )
2.       KH. A. Nasichun Isa Mufti ( Ketua II )
3.       KH. Ma’mun Malik ( Ketua III)
Ketiga personil ini diberi tugas untuk mengelola Pondok Pesantren samapi dengan terbentuknya kepengurusan baru Yayasan Pendididkan Pesantren maksimal dua tahun kedepan.
Pada kala Desember 2002 terbentuklah kepengurusan Yayasan yang baru dengan ketua Kyai Hisyam Ma’mun. dari hasil pertemuan seluruh Organ Yayasan maka telah ditentukan penanggung jawab masing – masing lembaga di bawah naungan Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Ma'hadut Tholabah sebagai berikut :
1.       Penanggung Jawab Pondok Pesantren Putra                       : KH. Mohammad S. Baidlowi
2.       Penanggung Jawab Pondok Pesantren Putri                        : KH. A. Nasichun Isa Mufti
3.       Penanggung Jawab Madrasah Diniyyah Putra                      : kh. Chafidz Isa Mufti
4.       Penanggung Jawab Madrasah Diniyyah Putri                       : Kyai Mufti Malik
5.       Penanggung Jawab Madrasah Ibtidaiyyah ( MI )                 : Fachruri Rofi’I S.P.i
6.       Penanggung Jawab Madrasah Tsanawiyah ( MTs.M )          :DRs. Fathurroji M.Si
7.       Penanggung Jawab Madrasah Aliyah ( MAM )                    :Baihaqi HR S.Pdi


               




Cerita Inspiratif (1)

Rabu, 1 Mei 2019 hari ini hari buruh, tapi aku ga tertarik untuk bahas tentang hal yang bersifat perjuangan buruh Indonesia dan sebaga...